Baobab Safari Resort: One Night Stay in the ‘Jungle’

Liburan yang tertunda ini judulnya.. Bebeb Papa janjiin anak wedhoknya jalan-jalan sehabis dia balik dari Taiwan. Biasaa..si Kakak always jealous kalo Papanya bisa ke luar negeri lagi. Jadi harus ada ‘sesuatu’ untuk menebus ke-sebel-an itu 😀 . Awalnya si Papa pengen tanggal 25 Agust, tapi ternyata bentrok ama jadwal lombanya Kakak. So, batal deh. Hampir aja nggak jadi, karena takutnya si Papa keburu berangkat tugas lagi. Tapi Alhamdulillah ternyata jadwalnya mundur jadi bulan September. Maka, jadilah kita ke Baobab Safari Resort tanggal 31 Agust kemarin. Beneran deh, ini liburan terseru kita setelah balik dari NZ. Makanya saya paksain buat nulis di sela-sela kesibukan dan kemalasan 😉 😉

 

IMG_1924

Baobab Safari Resort adalah four star resort yang terletak bersebelahan dengan Taman Safari Prigen. Pertama kali mendengar nama penginapan ini, agak sedikit aneh dan asing. Baobab? Nama apaan tuh?!

Baobab adalah nama sebuah pohon yang tumbuh di Afrika dan menjadi ikon dari benua tersebut. Pohon ini dapat hidup hingga ribuan tahun dan mampu menyerap ratusan ribu liter air. Baobab terkenal sebagai ‘the tree of life‘ karena memberi banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Of course, kita nggak bisa menemukan pohon baobab di Indonesia. Jadi replika aja yaah.. Replika dari pohon baobab bisa kita lihat di halaman depan resort dan di dalam lobby.

IMG_8428.jpg
Pohon Baobab artifisial

Kami tiba di Baobab Resort sekitar pukul 4 sore. Si Kakak turun dengan Pak Suami untuk check in. Sementara saya dan anak lanang nunggu di mobil sambil beberes barang-barang yang akan dibawa ke kamar hotel. Tak lama si Kakak kembali ke mobil dan cerita kalo tangannya dijilat sama jerapah. Dan ternyata Kakak udah ‘curi start’ kasi makan jerapah 😀 😀

Begitu selesai check in, Bebeb Papa parkir mobil dulu yang kebetulan area parkirnya agak jauh ke bawah. Saya dan anak-anak langsung menuju lobby hotel. Dan di situ saya merasa seperti memasuki dunia lain. Mata yang sebelumnya ngantuk dan lelah langsung segerrr begitu melihat suguhan pemandangan yang indah. Ditambah view Gunung Arjuno serta hewan-hewan yang berkeliaran bebas di halaman bagian dalam hotel. Ada jerapah, zebra, rusa, pelikan, hyppo, kerbau afrika, dan meerkat. Feels like sleeping in the jungle memang menjadi konsep utama penginapan ini. Di sini juga terdapat kolam renang yang cukup luas dan aman buat anak-anak. Belum pernah kan yaa berenang sambil diliatin para hewan 😉

IMG_1913.JPG
Si adek nggak sabar pengen berenang 

 

Aktivitas Seru di Baobab Resort

Menghabiskan weekend di Baobab Safari Resort bersama keluarga benar-benar menyenangkan. Terutama bagi anak-anak, karena penginapan ini menawarkan berbagai aktivitas seru di setiap weekend. Tarif harga weekend juga special, sedikit lebih mahal dibanding hari biasa. Kalo weekday harganya hanya sekitar Rp600rb-an, sedangkan weekend harganya mulai dari 1juta-an. Tapi menurut saya worth it kok dengan aktivitas yang bakal kita dapat. Nah, apa aja aktivitasnya?

Feeding time 

Kita bisa memberi makan jerapah plus foto-foto dengan si Jerapah. Jerapahnya ada tiga: Zahara, Zahari (ibunya Zahara) dan Kamil. Makanan Jerapah disediakan oleh pihak Baobab, jadi kita cuma tinggal ngantri untuk dapat giliran ‘meet the giraffes‘ 🙂 Oiya, waktu feeding time ini adalah jam 8.00, 11.00 dan jam 16.00. Ada juga feeding Meerkat tapi saya lupa jam berapa. Kalo nggak salah sekitar jam 9.00-9.30.

Story Telling

This slideshow requires JavaScript.

Ini aktivitas paling seru yang ditunggu oleh anak-anak. Story telling dimulai pada pukul 19.00 berlokasi di halaman bawah dekat kolamnya Hyppo dan dilengkapi dengan api unggun. Para crew Baobab Taman Safari mengenakan beragam topi hewan akan mengajak anak-anak menari dan kemudian bercerita tentang 5 hewan yang bersahabat di hutan. Di sela-selanya ada kuis berhadiah bagi para pengunjung. Kebetulan Kakak bisa menjawab salah satu pertanyaan dan horeee dapat doorprise gantungan kunci imut berbentuk rusa 🙂 Di akhir acara, setiap anak mendapatkan satu porsi finger food (hash browns, sweet corn, atau chicken ball) plus milo hangat. Asik kan?!

baobab11
Ekspresi senang Kakak dapat doorprise :*

Night Walk

Tepat pukul 21.00, para tamu diajak berjalan menelusuri hutan di depan Baobab untuk melihat hewa-hewan yang telah disiapkan oleh crew Baobab. Berhubung udah malem dan si adek ngantuk berat, jadi yang ikut night walk cuma Kakak dan si Papa. Hewan-hewannya disetting bebas bukan di dalam kandang. Ada hedgehog alias landak yang mondar-mandir, ada musang, owl, dan ular besar yang melungker. Yang terakhir ini lumayan bikin serem ya, tapi jangan khawatir insyaAllah aman karena di bawah pengawasan staf Baobab Taman Safari. Oiya, nggak usah khawatir lupa bawa senter. Pihak Baobab juga menyediakan senter tapi jumlahnya terbatas 🙂

 

Bird Watching

Pagi harinya, pukul 6.00 kita bisa ikut kegiatan bird watching. Pengunjung akan diajak menyusuri hutan (lagi) tapi dengan arah start yang berlawanan dari night walk. Pengunjung boleh menggunakan binoculars atau teropong yang disediakan oleh pemandu secara bergiliran (ada 3 binoculars). Waktu itu yang muncul cuma satu jenis burung aja, yang lain masih pada pulang kampung, kata Pak Pemandu 😀 .

baobab12.jpeg
Liat apa tuh Kak? 

 

Breakfast

Abis jalan naik turun bukit jadi laper donk yaa. Cuss.. sarapan dulu yuk. Di sini free breakfast tapi untuk anak-anak harus bayar 50%. Menunya lumayan bervariasi, ada nasi goreng, mie goreng, nasi uduk, omelet by request, bubur ayam, bubur tradisional, fruit and veggies station (ada asinan juga loh!), cereal, pancake, dan pastry. Tiga yang terakhir menu fave-nya Kakak donk 😀 . Oiya satu lagi, di kamar ada free snack buat kita plus soft drink yang di dalam fridge semua free 😀 .

 

IMG_8433
Snack: potato chips, nyam-nyam, goodtime cookies, and soft drink. All free 

 

Kamar

Fasilitas kamarnya lumayan lengkap. Electric kettle, hair dryer, shower (air dingin dan panas), perlengkapan mandi, mini bar, semua tersedia. Balkon juga dilengkapi dengan meja dan kursi, sehingga kita bisa menikmati pemandangan dan udara segar sambil duduk ngopi atau ngeteh.

Overall, menginap di sini cukup seru dan memuaskan. Staff dan karyawannya juga sangat friendly. Sedikit tips dari saya, berhubung lokasi penginapan jauh dari pusat kota, jangan lupa siapkan bekal makanan yang cukup terutama buat anak-anak. Kalo saya sih kemarin bawa nasi plus lauk dari rumah ditambah KFC buat Kakak dan pop mie untuk jaga-jaga kalo masih laper 😀 Sebenarnya bisa aja sih pesen di restoran hotel, tapi ya gitu deh harganya lumayan  mencekik 😀 Ok, sekian dulu review dari saya. Semoga bisa menjadi referensi buat liburan bersama keluarga yaa.

Our Sat Night

Haloo semua.. I’m back!! Setelah berabad-abad lamanya ngga nge-blog, akhirnya bisa update isi blog lagi. Oh ya, mumpung masih bulan Syawal, mohon maaf lahir batin ya teman-teman..taqabbal Allahu minkum mina wa minkum taqabbal yaa kariim.

Tiga minggu berlalu setelah lebaran, ini adalah weekend pertama kami di Surabaya. Pekan-pekan sebelumnya, kami ada di luar kota dalam rangka mudik dan silaturahim. Enaknya ke mana yaa weekend kali ini? Nah, berhubung si Papa pernah ngajakin kita-kita nonton bioskop, maka jadilah ide itu kita wujudkan bersama sekarang 😀 😀

Film yang dipilih adalah Kulari ke Pantai. Denger-denger sih filmnya seru, masih satu produksi sama Petualangan Sherina. Eits..ketahuan dah saya generasi jaman old ya, nontonnya Petualangan Sherina hehe.. Dan si Kakak excited banget, karena udah lamaa banget kita ngga nonton bioskop bareng.

xxi

 

Film Kulari ke Pantai wajib masuk dalam daftar tontonan keluarga, karena ceritanya keren, asik dan menghibur. Two thumbs up deh. Banyak pesan moral yang bisa diambil. Cerita dan konflik yang diangkat juga dekat dengan keseharian kita. Dan satu lagi, up to date banget dengan kondisi anak-anak jaman now yang gadget minded dan jarang bersentuhan dengan alam. Pokoknya rekomended lah buat ditonton bersama keluarga. Untuk review filmnya silahkan cari di mbah google aja deh ya, udah banyak kok yang nge-review 😀

Suka Duka Bawa Balita ke Bioskop

Sebenarnya saya dan suami bukan tipe yang hobi nonton di bioskop. Sekali-sekali boleh lah buat hiburan. Sejak nikah sampe beranak-pinak gini bisa dihitung jari berapa kali kita ke bioskop. Ini yang kedua kalinya saya dan suami nonton di Cinema bawa balita, setelah duluu bawa Aya waktu masih umur 1 tahunan. Daan ngajak baby Ata (1th) kali ini menyisakan rasa nano-nano buat saya 😀

Awal merencanakan nonton, saya langsung ngincar jadwal tayang yang malam hari. Karena berdasarkan pengalaman, dulu si Kakak bisa langsung tertidur pulas begitu film diputar. Berhubung kita milihnya di XXI Transmart, jam tayang yang malam cuma ada jam 7.15pm. Agak maleman dikit dibandingkan dengan bioskop xxi lainnya. Tapi masih oke lah ya ngga malam-malam amat.

 

ata xxi tiga
Pose dulu yaa sebelum masuk

 

Jam 7pm kami sudah berada di ruang tunggu siap untuk masuk. Baby Ata masih happy dan keliatan seger, karena tadi di mobil tidur dan baru bangun ketika tiba di mall.  Pukul 7.15pm kami masuk dan menempati kursi sesuai tiket. Kebetulan saya tadi milih di pinggir pojok, jadi aman buat nenenin baby Ata 😀

 

ata 21 dua

 

Film diputar, baby Ata masih excited dan happy aja menikmati musik dan suasana di dalam bioskop. 15 menit kemudian Ata ambil posisi ‘mapan’ dan sepertinya mulai mengantuk. Saya masih bisa menikmati film dengan baik. Suasana mendadak berubah jadi horor ketika baby Ata ngga sengaja narik sedotan minuman yang ada di dekat kursi. Spontan saya rebut sedotan itu dari tangannya karena minuman jadi netes ke mana-mana termasuk rok saya. Dan drama pun dimulai. Baby Ata nangis dan mengamuk, adaaa aja yang salah. Tapi begitu ada musik baby Ata masih bisa anteng. Dan saya masih mencoba untuk bertahan 😛

Saya lupa di menit ke berapa, baby Ata udah ngga bisa diajak kompromi lagi. Nangis terus ngga mau dibujuk. Udah coba di-mimik-in tapi teteeup ngga bisa reda tangisnya, justru malah makin kenceng. Duh, benar-benar ngga enak sama penonton lain. Oke, akhirnya saya keluar. Kira-kira 30 menit sebelum film selesai, akhirnya baby Ata bisa tertidur pulas di gendongan dan saya masuk lagi donk ke dalam ruangan hihii.. Emak ngga mau rugi nih 😛 Alhamdulillah sampe akhir cerita baby Ata masih tertidur pulas.

Pelajaran berharga deh buat saya.  Tiap baby ternyata beda-beda yaa. Dulu si Kakak bisa langsung tertidur di pangkuan mulai dari film baru diputar sampe selesai, ngga pake rewel sama sekali. Tapii ternyata baby Ata ngga bisa disamakan. Next time saya jadi mikir-mikir lagi buat nonton di bioskop. Agak sedikit trauma. Nunggu Ata gede aja kali yaa 🙂

 

November Ceria

November 2016.. Banyak hal istimewa terjadi di bulan ini. Ulang tahun Aya yang ke-7, Aya tampil di Maori’s Culture Festival, dan ada satu lagi kabar gembira yang sangat surprise.

Aya’s 7th Birthday

img_9796

Sebenarnya saya dan suami bukan termasuk orang tua yang selalu merayakan ulang tahun dengan pesta mewah dan sebagainya. Kami hanya merayakan karena kebetulan bertepatan dengan momen-momen tertentu. Misalnya ketika ulang tahun Aya ke-3 kami adakan syukuran di Playgroup sekaligus perpisahan sebelum berangkat ke New Zealand. Setelah itu ulang tahun ke-5 karena bertepatan dengan acara kelulusan Aya dari Kindy.

Nah, ada apa dengan ulang tahun ke-7? Ulang tahun ini inshaa Allah menjadi ulang tahun Aya yang terakhir di NZ karena pertengahan tahun depan kami sekeluarga akan kembali ke Tanah Air. Selain itu, alasan lainnya adalah karena kami ingin menangkap momen-momen kebersamaan Aya dan teman-teman dekatnya di NZ, yang suatu saat akan menjadi kenangan indah bagi mereka.

This slideshow requires JavaScript.

 

Uru Manuka Festival 2016

img_0015

Kebetulan beberapa sekolah di wilayah Hornby dan sekitarnya tahun ini sepakat untuk mengadakan 1st Maori -suku asli NZ- Culture Festival yang diberi nama Uru Manuka Festival. Ada sekitar 5 sekolah yang tampil di Festival tersebut. Aya di antara 40 anak yang terpilih untuk mewakili sekolahnya. Pasti donk, ni anak terpilih karena hobinya menyanyi dan menari yang udah menjadi rahasia umum di sekolahnya 😀

img_0049
Kapa Haka -one of my favourite dance from NZ-

 

Berita Surpriseee..

Apa nih kabar surprisenya? Sementara ini biar jadi rahasia dulu deh. Inshaa Allah akan di-share di kapan-kapan deh 🙂 Buat yang udah tau dilarang komen ya 😀

 

3 Danau Indah di Road Trip Perdana

Ini adalah cerita road trip pertama kami di New Zealand. Udah 2 tahun yang lalu sih, tapi baru sempat ditulis 😀 .

New Zealand memang terkenal dengan keindahan alamnya. Warna air yang biru, pegunungan yang ditutupi salju (ketika winter), serta hamparan padang rumput hijau (plus domba-domba yang berkeliaran) di kiri dan kanan jalan membuat kami ketagihan untuk road trip dan road trip lagi. Tempat tujuan kami kali ini adalah Lake Tekapo dan Lake Wanaka. Pada waktu itu sedang musim dingin (21 Juni 2014). Cuaca di Christchurch masih bersahabat alias tidak terlalu dingin. Seperti biasa, untuk memulai road trip kami berangkat pagi-pagi buta. Pemberhentian pertama adalah Lake Tekapo. Danau ini merupakan salah satu tempat wisata yang populer di South Island, New Zealand.

IMG_0043
Enjoy the view

Setelah menempuh 3 jam perjalanan, kami tiba di Tekapo. Danaunya indaaah banget. Ditambah lagi cuaca cerah, membuat warna airnya semakin indah. Cukup lama juga kami menghabiskan waktu di dekat danau, meskipun udaranya super duper dingin. Ya, walaupun matahari bersinar terang benderang tapi tak mampu mengalahkan dinginnya angin yang berhembus. Waktu itu saya mengenakan jaket dua lapis, tapi masih saja gemetar. Brrr.. Puas bermain di sekitar danau plus foto-foto tentunya, kami beranjak ke sisi danau yang lain.

IMG_0079
Another view of Lake Tekapo

Di Tekapo (kotanya) sebenarnya ada beberapa tempat yang bisa kita kunjungi. Mengenai tempat-tempat apa saja yang menarik di Tekapo saya tulis terpisah aja ya.

IMG_0063
Eating lunch with beautiful scenery

Setelah selesai menyantap makan siang, kami melanjutkan perjalanan. Tujuan berikutnya adalah Lake Wanaka. Rencananya kami akan menginap satu malam di sana. Mungkin pada penasaran yah, kenapa sih sukaa banget pergi ke beberapa tempat wisata sekaligus? Kenapa ngga’ terpisah-pisah aja, biar puas?

Saya dan suami sudah melist tempat-tempat wisata yang wajib kami kunjungi di New Zealand, terutama di South Island. Berhubung waktu yang kami punya terbatas (perkiraan hanya 4 tahun kami di sini sesuai dengan masa studi suami), plus jadwal nulis tesis suami yang harus diprioritaskan, maka jadwal jalan-jalan juga harus diatur. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Artinya, kalau bisa sekali jalan semua tempat wisata yang ada di jalur tersebut (searah) bisa terkunjungi. Jadi bisa hemat bensin, dana, dan waktu (ngga’ bolak balik ke jalur yang sama). Dengan demikian jadwal libur yang lain bisa dialokasikan ke tempat wisata yang berbeda 🙂 .

Oke, kembali lagi ke road trip. Di perjalanan menuju Lake Wanaka, kami melewati sebuah danau yang luar biasa indahnya. Menurut saya, danau ini jauh lebih indah dari Tekapo. Namanya Lake Pukaki. Airnya sangat jernih dan biru seperti kolam. Rasanya sayang kalau kami tidak mampir.

IMG_0091
View Lake Pukaki dari dalam mobil

Belakangan baru saya tau, kalau Lake Pukaki adalah salah satu tempat syuting film The Hobbit 🙂

IMG_0096
Duduk manis di atas batu menikmati view Lake Pukaki 

Tak lebih dari 30 menit, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan karena takut kemalaman sampai di Wanaka. Perjalanan dari Tekapo ke Wanaka sekitar 4 jam-an.

IMG_0186
Hotel tempat kami menginap di Wanaka

Kami memesan kamar di Oakridge Hotel. Kamarnya bagus dan nyaman. Ada bathtubnya juga yang bikin Aya rajin mandi 😀

This slideshow requires JavaScript.

 

Sesuai jadwal, kami tiba di Wanaka sore hari. Check in di hotel, bersih-bersih dan istirahat sebentar, lalu keluar lagi beli makan malam sambil menyusuri kota Wanaka.

IMG_0114
Menikmati sunset di Lake Wanaka

Dari ketiga danau yang kami kunjungi, masing-masing memiliki keindahan tersendiri yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Poko’nya wajib dikunjungi deh. Saya aja pengen balik lagi ke tempat-tempat ini kalau ada kesempatan 😀

IMG_0133
Di mana ada air di situ ada duck 🙂
IMG_0136
Bermain air dan menikmati hangatnya matahari 🙂

IMG_0244

 

IMG_0193
Awas ada bebek berbaris..

Wajar kalo ada sign seperti ini, memang banyak bebek berkeliaran di sekitar danau ternyata 😀

Oke deh, sekian dulu cerita road tripnya. Moga ngga’ bosan ya bacanya 🙂

 

 

 

 

Jadi Koki Serba Bisa, Siapa Takut?

Hidup di negara orang dengan iklim dan budaya yang berbeda membuat saya harus pintar-pintar beradaptasi, salah satunya masalah makanan. Ketika masih di Indonesia kalau malas masak, tinggal beli di warung atau rumah makan. Hampir semua jenis masakan bisa kita dapat, masakan tradisional sampai a la western banyak yang jual. Tapi, di sini? Banyak juga sih yang jual makanan, tapi mana ada yang jual masakan khas Indonesia. Kalaupun ada so pasti menguras kantong kalau tiap hari beli. Mau ngga’ mau, masak sendiri adalah solusi yang paling efektif. Ssstt..banyak loh ibu-ibu yang tinggal di sini akhirnya jadi chef serba bisa. Buktinya, kalau ada acara ngumpul bareng plus potluck menunya pasti seru, yang pasti bisa mengobati rasa kangen masakan tanah air hehe..

Kalau saya sendiri bisa dibilang pernah nyobain bikin apa aja. Mulai dari masakan khas Indo sampai yang a la bule. Bubur ayam, pentol bakso, siomay, mpek-mpek, rendang, dendeng, sate padang, lemang pulut, pizza, cake, sampai tempe pun pernah saya bikin. Rasanya? Kadang enak kadang juga gagal, tapi untungnya lebih banyak suksesnya daripada gagal hihi..

Di tahun-tahun awal menetap di New Zealand, saya rajin banget bikin pie buah dan pie susu. Waktu itu saya minta resep dari kakak ipar yang dulu pernah berbisnis pie susu. Rasanya?? Alhamdulillah enak..(dari testinya teman-teman di sini 😀 ).

Screen Shot 2016-06-20 at 10.38.43 AM.png
Pie buah

 

Banyak juga teman yang menyarankan untuk berbisnis makanan setelah pulang dari New Zealand nanti, tapi masalahnya, saya itu masak tergantung mood. Kalo moodnya lagi oke dan memang benar-benar niat alias pengen yang teramat sangat, saya bisa menghasilkan masakan dengan rasa yang superr. Tapi, kalo lagi ga niat yaa..tanya aja sama suami saya yang selalu jadi kelinci percobaan 😀 😀 Jadi sepertinya belum lulus ujian untuk buka warung makan. Cukup jadi Koki di dapur sendiri aja dulu hehe..

 

 

Dulu waktu di Indo, saya cuma bisa masak menu-menu tertentu saja. Kalau ingin ganti menu ya tinggal beli. Tapi di sini? Lasagna, pizza, pastri, semua bikin sendiri. Yang pasti lebih hemat dan dijamin higienis. Ditambah lagi bahan-bahan sangat mudah didapat, plus fasilitas memasak seperti mixer, oven, microwave, semua ada di dapur. Yaa..paling juga ntar berat badan yang naik. Abis makan muluu 😛

 

IMG_4356
Tumpeng mini untuk acara di sekolahnya Aya.

 

Untuk mendapatkan bahan dan bumbu-bumbu Asia tidak terlalu sulit. Seminggu sekali saya berbelanja di Asian Supermarket. Kebetulan ada beberapa toko Asia di kota tempat saya tinggal yang menjual berbagai macam bahan dan bumbu khas Asia. Seperti tahu, bumbu instan, daun jeruk, kunyit, serai, dll. Bahkan sambel ABC dan keripik pedas Maicih juga pernah dijual di sini.

 

IMG_0640
Tempe homemade

 

 

 

IMG_0023
Acara syukuran di rumah tahun 2014 (bakso, nasi kuning, gulai, tahu bakso, bakwan jagung, dendeng, mie goreng plus sambel terasi semua bikin sendiri).

 

Well, tujuan saya menulis cerita ini bukan untuk pamer loh yaa.. Tapi sebagai kenang-kenangan bagi saya pribadi bahwa saya pernah memasak semua masakan ini ketika di New Zealand. Dan juga supaya fotonya ngga’ terbuang percuma. Tiap foto ada cerita dan kenangan 😀

Kalau di bawah ini bukan hasil kreasi masakan saya. Ini adalah menu di Restoran Nando’s. Salah satu resto halal di Christchurch dan favorit kami sekeluarga :D.

 

 

 

Arthurs Pass-West Coast #Part3

Masih di hari yang sama sekitar pukul 3 sore, kami melanjutkan perjalanan ke kota Greymouth. Di sana kami telah membooking kamar motel untuk beristirahat satu malam sebelum melanjutkan ke tempat wisata berikutnya, yaitu Hokitika Gorge. Kami memilih Greymouth sebagai tempat beristirahat karena letaknya di tengah, antara Punakaiki dan Hokitika yang menjadi tempat tujuan kami. Selain itu, Greymouth merupakan kota terbesar di West Coast yang langsung berbatasan dengan laut. Jadi sepanjang perjalanan kita bisa menikmati indahnya pantai.

Arthurs Pass-West Coast #part1

Arthurs Pass-West Coast #part2

This slideshow requires JavaScript.

Sedikit cerita tentang motelnya, waktu itu kami menginap di Alpine Rose Motel. Kamarnya lumayan luas dengan dua kasur, ada TV, shower, dan dapur seharga NZD121. Yaa..standar lah harganya, tidak terlalu murah dan juga tidak kemahalan. Setelah trip sebelumnya kami memilih hotel sebagai tempat menginap, kali ini kami ingin mencoba tidur di motel. Ada plus minusnya sih, tapi yang jelas saya senang karena ada dapurnya. Peralatan dapur yang lengkap, ada kompor, microwave, kettle, dan toaster sangat membantu saya dalam menangani masalah logistik 😀 . Rencananya, di malam hari kami akan mengunjungi Greymouth Glowworm, tapi berhubung hujan deras akhirnya batal dan digantikan dengan acara tarik selimut alias tidur.. 😀

Senin, 1 Juni 2015

Sekitar pukul 8 pagi, setelah selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan ke Hokitika. Sebenarnya ada beberapa tempat wisata di Greymouth ini, tapi berhubung harus bayar maka kami putuskan untuk lanjut saja ke tempat yang gratis hehe..

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40km, kami tiba di kota Hokitika. Sebelum menuju ke sana kami menyempatkan diri untuk mengunjungi kota kecilnya dan masuk ke info centre. Tepat di depan info centre berdiri kokoh tugu yang menjadi ciri khas kota Hokitika, yaitu Hokitika Clock Tower. 

IMG_3464
Hokitika Clock Tower
IMG_3459
di dalam info centre

 

Salah satu tempat wisata yang terkenal di sini adalah Hokitika Gorge yang berjarak sekitar 30km dari kota. Lumayan jauh sih, tapi view nya bagus pake banget.

IMG_3487
Jalan menuju Hokitika Gorge

Sekitar 10 menit jalan kaki dari carpark, kita bisa menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Sayangnya, ketika kami ke sana cuaca mendung, jadi warna sungainya tidak seindah ketika cuaca cerah.

IMG_3516
ayuuk main air..
IMG_3501
swing bridge
IMG_3490
warna air sungai selalu berubah-ubah tergantung cuaca

Cuaca sangat mempengaruhi warna air sungai ini. Ketika baru tiba di sana cuaca masih agak cerah, kami sempat menikmati birunya air sungai yang seperti warna kolam. Tapi waktu itu belum sempat berfoto-ria karena masih agak jauh walau airnya sudah kelihatan. Begitu sampai di pinggir sungai, cuaca berubah menjadi mendung dan berakhir dengan hujan sehingga airpun berubah warna menjadi keabu-abuan. Sangat disarankan untuk mengecek cuaca sebelum mengunjungi tempat ini atau mungkin lebih baik ketika musim panas.

Puas menikmati pemandangan dan bermain air serta foto2, kamipun beranjak menuju ke carpark. Di tengah perjalanan hujan semakin rapat dan mengharuskan kami untuk mengenakan jas hujan. Sekitar pukul 2 siang setelah menyantap bekal kami siap untuk pulang ke rumah. Home sweet home 🙂

the-otherworldly-color-of-hokitika-gorge.jpg
Warna sungai ketika cuaca cerah. foto diambil dari TripadvisorNZ

 

Arthurs Pass-West Coast #Part2

Lanjut lagi yaa ceritanya.. Yang belum baca part 1 silahkan klik di sini.

Setelah kaki lumayan gempor abis dari Devils Punchbowl Waterfalls, akhirnya kami sampai juga di Punakaiki. Alhamdulillah selama 3 jam lebih perjalanan, si Aya bisa tidur dengan sangat nyenyak. Jadi begitu bangun udah seger dan tummy bugnya juga udah baikan.

Belum lengkap mengunjungi West Coast kalau tidak  mampir ke Pancake Rocks. Tempat ini terletak di Punakaiki atau sekitar 40 menit dari kota Greymouth. Rencananya nanti setelah mengunjungi Pancake Rocks kami akan menginap semalam di Greymouth, kemudian lanjut lagi ke Hokitika yang terletak di selatan kota Greymouth. Ok, kembali ke Pancake Rocks.

IMG_3419
Udah ceria lagiii..

 

Untuk melihat pancake rocks, kita perlu berjalan kaki sekitar 10 menitan menyusuri track yang telah disediakan. Pemandangan kiri dan kanan tracknya juga asik, bikin betah orang yang jalan dan ngga’ kerasa capek 🙂

IMG_0030
Jalan masuk menuju Pancake Rocks

 

Mengapa disebut pancake rocks? Coba deh perhatikan bentuk tebing dan bebatuannya, mirip lapisan pancake yang disusun bertumpuk bukan? Berdasarkan info dari mbah Google, pancake rocks mulai terbentuk secara alami sejak 30 juta tahun yang lalu, akibat pengikisan oleh air laut, angin dan hujan, serta adanya endapan hewan/tumbuhan laut yang telah mati. Proses tersebut menghasilkan soft layer yang kemudian mengeras dan terjadi secara berulang-ulang hingga terbentuklah tumpukan batu berlapis seperti sekarang ini.

IMG_3384
Pancake Rocks

 

Satu hal lagi yang menjadi daya tarik tempat ini adalah semburan vertikal air laut yang spektakuler di antara bebatuan pada saat air pasang. Mirip seperti ledakan air akibat menghantam bebatuan. Kalau beruntung kita juga bisa melihat pelangi dari semburan tersebut.

IMG_0018_2
Jalan keluar dari Pancake Rocks

 

IMG_0040
Jalan keluar melewati semak dan hutan..seruuu!!

 

Setelah puas menikmati pemandangan alam yang menakjubkan ini (sebenarnya belum puas pake banget sih, tapi terpaksa harus melanjutkan perjalanan hihi..) kami pun beranjak ke tujuan berikutnya, yaitu Greymouth. Ada apa di Greymouth? Saya sambung ke part 3 yaaa.. 🙂

Oya, ini ada video road trip kami yang saya buat tahun lalu: https://www.youtube.com/watch?v=mHKJ7eqm6OI

Arthurs Pass-West Coast #Part 1

Ini cerita road trip tahun lalu. Udah lamaaaa banget jadi draft di blog ini tapi belum sempat dilanjutin. Road trip kedua yang pake nginep setelah trip ke Tekapo-Wanaka di tahun 2014 (belum ditulis juga di sini heuheu..). Yang jelas tiap kali road trip di Aotearoa ini pasti memberikan sejuta cerita dan kenangan, cieee.. #eh.

Sebenarnya rencana road trip kali ini bisa dibilang mendadak. Berhubung long weekend (Queen’s Birthday), saya dan suami mengingat-ingat tempat wisata yang sudah di-list dan belum kami kunjungi. Hasilnya, kami sepakat untuk ke Arthurs Pass plus West Coast.

Minggu, 31 May ’15

Udah menjadi kebiasaan, yang namanya road trip selalu diusahakan berangkat pagi-pagi sekali supaya bisa puas menikmati perjalanan sehari penuh sekaligus menghemat waktu.

Kami berangkat sekitar pukul 6.30 am (abis subuh). Berhubung hampir winter (last day of autumn), jam segini masih gelap banget. Tapi senang bisa menikmati pemandangan matahari terbit.

IMG_3266

 

Tujuan pertama adalah Devils Punchbowl Fall di Arthur’s Pass, kurang lebih dua jam perjalanan dari Christchurch. Untuk mencapai air terjun ini, kita harus menaiki ratusan anak tangga. Capek sih..tapi perjuangan menaiki anak tangga tersebut akhirnya terbayar dengan pemandangan air terjun yang indaahh..

niawasif.wordpress.com

 

IMG_3299
Capeeekk..istirahat dulu, perjalanan masih panjang 😀

 

IMG_3304
Yeayy.. We did it!

 

Yang paling berkesan dalam trip kali ini adalah saat Aya terkena tummy bug. Memang dari mulai bangun tidur Aya terlihat lemas. Biasanya kalo mau jalan-jalan pasti ceria dan hepi. Tapi pagi itu cuma duduk diem sambil ngeliatin Papa Mamanya mondar-mandir masukin barang ke mobil. Padahal malamnya baik-baik aja ngga’ ada tanda-tanda sakit. Saya juga ngga’ ngeh, kirain karena masih ngantuk. Sempat sarapan roti dan susu. Padahal kalo tummy bug kan ngga’ boleh minum susu yak, yah..namanya juga ngga’ tau 🙁. Jadilah selama perjalanan m*ntah sampe 3 kali. Jaket, syal, sarung bantal, selimut, semuanya jadi korban. Untung bawa spare banyak (masih ada untungnya 😀 ). Herannnya, ni anak masih aja kuat jalan sendiri menuju waterfall, pulangnya baru minta gendong dan sempat mu*tah sedikit di punggung Papanya hihi..

IMG_3251
Tidur nyenyak di perjalanan menuju Punakaiki

 

Setelah makan siang dan istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke Punakaiki. Tempat ini terkenal dengan batunya yang seperti pancake alias Pancake Rocks. Sukaaa banget sama pemandangannya, indaaaahh dan saya betah di sana 😀 😀

Bersambung ke #Part2 yaa..

Fun Activities on School Holiday

Libur sekolah bagi saya merupakan kesempatan untuk menjalin kedekatan yang lebih antara saya dan Aya. Pasalnya di hari biasa, Aya menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. FYI, jam sekolah di sini mulai dari 9 a.m hingga 3 p.m. Bisa kebayang kan, saya dan Aya hanya memiliki waktu sedikit untuk bermain bersama dengan sisa tenaga yang dimilikinya. Setelah itu, waktu istirahat. Untungnya sekolah di sini tidak membebani anak dengan Pe-eR sehingga bisa benar-benar beristirahat.

Kembali lagi ke libur sekolah, biasanya saya merencanakan beberapa aktivitas yang akan dilakukan bersama Aya selama libur sekolah. Aktivitas seru tak selalu harus mengeluarkan  banyak uang, bukan? Mau tau apa aja kegiatan Aya selama libur sekolah ini? Mangga disimak 🙂

1. Gardening

Tinggal di negara empat musim merupakan sesuatu yang menarik bagi saya. Ada beragam aktivitas berbeda di setiap musimnya, termasuk dalam hal berkebun. Spring merupakan saat yang tepat untuk mulai bercocok tanam. Membersihkan lahan dan mempersiapkan bibit tanaman yang akan ditanam. Ketika summer biasanya tanaman sudah mulai tumbuh dan membesar. Yang perlu dilakukan adalah memelihara kesuburan tanah dan tak lupa menyiram tanaman.

Nah berhubung sekarang autumn, kegiatan berkebun apa yang bisa saya dan Aya lakukan? Yeay..it’s harvest time! Saat ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh Aya. Kebetulan libur sekolah ini bertepatan dengan ranumnya buah tomat yang kita tanam di halaman belakang. Jadilah setiap hari anaknya metik satu-dua tomat 😀

gardening

 

2. Baking

Membuat cake juga merupakan salah satu aktivitas favorit Aya. Kalau biasanya kita cuma bikin cake/cupcake rasa coklat, vanila, atau keju, kali ini saya punya ide untuk bikin rainbow cupcake. Sebenarnya pengen bikin rainbow cake sih, tapi kebayang aja ribetnya harus bolak balik masukin adonan ke oven karena cuma punya satu loyang. Daaan..ini dia rainbow cupcake made by Aya and me 😀

 

3. Jalan ke Taman

Bosen liburan di rumah aja? Yuk refreshing jalan-jalan ke taman..

taman

 

4. Art Activity

Berhubung Aya suka sekali sesuatu yang berbau seni dan kreativitas, jadi gampang bagi saya untuk mengisi hari-hari libur sekolahnya dengan seabreg karya seni. Mulai dari membuat kolase dari daun-daunan, mewarnai, menggambar, hingga membuat buku sendiri dengan cerita dan ilustrasi original by Aya.

leaf

 

5. Bath Time for Teddy

Ngajak anak mandi ketika libur merupakan suatu tantangan bagi saya. Hayoo..emak-emak pada jujur, bener kan? Adaaa aja alasannya, ditunda-tunda mulu. Cara yang paling ampuh untuk Aya adalah mandi bersama toys. Kebetulan hari ini matahari bersinar terang benderang, so..it’s Teddies bath time 🙂

bath

 

6. Spelling

Bermain spelling merupakan permainan yang simple dan seru. Tidak perlu alat khusus, hanya kertas dan pulpen. Permainan ini juga bisa mengasah keterampilan anak dalam mengingat kata yang nantinya akan mempermudah dalam writing. Cara bermain: siapkan beberapa kata dimulai dari kategori yang paling mudah dan bertahap hingga kata yang sulit.

2

 

 

7. Create your Own Alphabet

Beberapa waktu lalu saya dan Aya menggunakan bottle cap dalam sebuah lukisan. Nah berhubung sisa bottle cap nya masih banyak sekali, saya punya ide untuk bikin alphabet dari tutup botol bekas itu. Taraaa.. ini dia hasil alphabet bikinan Aya. Bisa dipake untuk bermain kata juga loh.

botolcap

 

8. Bermain Hopscotch

Waktu kecil saya senang sekali bermain hopscotch. Bermain hopscotch tidak harus selalu di luar rumah loh, bisa juga dilakukan di dalam rumah. Caranya, siapkan 8 kertas dengan ukuran yang sama. Rekatkan ujung kertas yang satu dengan kertas lainnya menggunakan solasi hingga membentuk pola seperti hopscotch. Done! Bisa dilipat dan disimpan jika selesai bermain 🙂

hopscotch

 

9. Bin Ball

Games ini hampir mirip dengan basket ball. Bedanya, kita menggunakan media kertas dan keranjang tempat sampah. Lempar bola-bola kertas dari jarak yang paling dekat kemudian menjauh dan menjauh. Semakin banyak bola kertas yang berhasil masuk ke bin dan semakin jauh jaraknya maka dialah yang jadi pemenang.

basket

 

10. Menguji Kecepatan Pesawat

Bikin tiga jenis pesawat kertas dengan bentuk yang berbeda. Kemudian terbangkan dari satu spot. Ukurlah pesawat yang bisa menempuh jarak yang paling jauh, pesawat yang paling cepat mendarat di lantai, dan pesawat yang berhasil melewati lubang (saya gunakan hulahop). Pesawat manakah yang terbaik?

pesawat

Semoga menginspirasi 🙂

 

 

 

Reading Together

Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan dari gurunya Aya untuk mengikuti workshop “Reading Together”. Program ini merupakan kolaborasi antara sekolahnya Aya dan Christchurch City Libraries yang terdiri dari beberapa kali pertemuan (lupa tepatnya berapa kali 😛 ). Materinya lebih banyak sharing dan praktek tentang bagaimana mengajarkan anak membaca mulai dari nol sampai akhirnya bisa lancar membaca. Workshop ini sangat bagus, banyak sekali ilmu yang saya peroleh serta tips-tips agar anak mau membaca tanpa disuruh. Tak hanya itu, di sela-sela pertemuan sang guru juga banyak bercerita tentang  bagaimana proses belajar mengajar di kelas. Tentu saja ini merupakan informasi sangat berharga bagi saya karena bisa menyaksikan langsung bagaimana gaya mengajar guru-guru a la luar negeri. Dan yang paling penting dapat beberapa buku baru dan tas gratis dari Library 😀

 

IMG_4021

Cara Mengajar Membaca

Di awal Aya masuk sekolah, saya penasaran bagaimana cara gurunya mengajar membaca. Karena tiap hari sepulang sekolah, Aya dengan semangatnya menunjukkan ke saya bahwa dia sudah bisa membaca buku dengan lancar. FYI, di sini setiap anak dipinjami satu buku setiap hari untuk dibaca kembali di rumah sebagai Pe-eR. Takjub-takjub gimana gituu..kok bisa ya secepat itu Aya pandai membaca??

Nah, dari workshop ini terjawablah rasa penasaran saya tentang metode yang digunakan. Metode mengeja? Bukaaan.. Kalo dengan mengeja bakalan susyaaah ngajarin anak-anak membaca. Tau aja kan, bahasa Inggris itu agak tricky?! Di kata tertentu bunyi hurufnya beda, di kata yang lain bunyinya beda lagi.

Apa rahasianya?

  • Di kelas, biasanya anak-anak dikelompokkan menjadi grup-grup kecil sesuai dengan level/kemampuan membacanya. Biasanya terdiri dari 5-7 anak. Setiap anak dalam satu grup akan mendapatkan buku yang sama.
  • Teacher akan memilihkan buku yang temanya sangat familiar atau berhubungan dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya “gardening”, “toys”, “playground”, dll. Pemilihan tema yang sesuai dengan minat anak/kegiatan sehari-hari akan membantu anak dalam mengenal kata-kata baru lebih cepat.
  • Ketika mendapat buku dengan tema yang baru, teacher mengajak anak-anak untuk melihat gambar yang ada di dalam buku sambil bercerita/bertanya kira-kira apa isi dari buku tersebut. Setelah itu, teacher mulai membacakan kalimat demi kalimat yang ada di buku. Tahap selanjutnya, mereka membaca bersama-sama sebanyak dua hingga tiga kali. Terakhir, setiap anak diberi kesempatan satu per satu untuk membaca sendiri.
  • Buku untuk tahap awal biasanya terdiri dari kalimat-kalimat pendek/sederhana dengan pengulangan kata-kata tertentu di dalam setiap kalimat.
  • Untuk tahap pemula, tiap anak diharuskan untuk menunjuk kata demi kata yang dibaca dengan jari. Hal ini dilakukan untuk memastikan antara kata yang ditunjuk dengan yang dilafalkan adalah benar.

 

Di NZ, buku-buku yang digunakan untuk belajar membaca biasanya disertai kode atau dikenal dengan colour wheel yang terletak di sampul buku bagian belakang. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak membaca buku yang tepat, sesuai dengan levelnya.

Year3-1-Textbox-2-ColourWheel
nzcurriculum.tki.org.nz

 

Untuk saat ini kebetulan Aya sudah berada di warna orange which is very good untuk seumuran dia. Di level ini, anak akan diberikan buku dengan tema yang kurang familiar dan terkadang ‘bukan dirinya’. Artinya temanya sedikit di luar minat/aktivitas keseharian, tapii..tentu saja masih bisa dihubungkan. Tujuannya untuk menambah kosa kata si anak dan mengembangkan kemampuan membacanya. Di level ini Aya juga sudah harus mampu menceritakan kembali dan mengambil kesimpulan/inti sari dari buku tersebut. Kalimatnya juga lumayan panjang-panjang namun masih ada gambar. Saat ini Aya tidak lagi harus membaca keras-keras sambil menunjuk kata demi kata dengan jari, melainkan sudah saatnya membiasakan untuk membaca dalam hati/suara pelan.

IMG_5734

Untuk tips mendampingi anak membaca saya sambung di tulisan berikutnya ya.. Semoga bermanfaat 🙂